MartapuraKlik – Memasuki musim penghujan, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Pembantanan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar menjadi langganan banjir saban tahunnya.
Hal ini diakui, Ali Sapwani selaku Guru SDN 2 Pembantanan. Ia mengatakan, banjir ini terjadi sudah sejak sepekan terakhir hingga merendam halaman di sekolahnya.
“Sudah menjadi langganan banjir tiap tahunnya. Apa lagi memasuki bulan Desember. Karena berkaca pada sebelumnya, banjir ini akan berlangsung hingga januari,” katanya, Sabtu (19/11/2022).
Menurutnya, akibat berdampak banjir, para peserta didik tidak bisa melaksanakan upacara bendera seperti di sekolah lainnya. Pasalnya, halaman sekolahnya terendam banjir.
“Memang tahun sebelumnya masih bisa dipergunakan, namun tahun ini tidak bisa dipakai.
Tak hanya sekolahnya saja yang terdampak banjir, akses menuju ke sekolah pun juga turut terdampak.
“Sehingga murid-murid yang ingin berangkat ke sekolah terpaksa menggunakan jukung (perahu kecil),” ungkapnya, yang sudah mengajar selama 14 tahun di SDN 2 Pembantanan.
Ali berharap, kepada instansi terkait, untuk bisa menyediakan fasilitas berupa perahu, kapal atau sejenisnya.
“Agar guru-guru di sini bisa lebih cepat dan tepat waktu dalam menjalankan tugasnya,” pintanya.
Di tempat berbeda, orang tua wali murid yakni, Rini mengungkapkan, kekhawatirannya dengan adanya banjir ini. Terpaksa, dirinya harus turut mengantarkan anaknya ke sekolah.
Menanggapi perihal tersebut Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Banjar Liana Penny mengungkapkan, banjir yang terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Banjar berskala kawasan.
“Artinya tidak hanya terjadi di sekolah tetapi juga di kawasan tersebut dan tidak terjadi sepanjang tahun,” sanggahnya.
Sesuai kearifan lokal daerah, lanjut Kadisdik Banjar, maka apabila terjadi banjir siswa dan guru menggunakan jukung atau perahu untuk mobilitas.
“Disdik pernah memberikan bantuan berupa klotok untuk sekolah-sekolah yang memang memerlukan kendaraan air sepanjang tahun seperti daerah aranio dan aluh-aluh,” sebutnya.
Menurutnya, Disdik melaksanakan pembangunan berdasarkan skala prioritas karena keterbatasan dana.
“Pembuatan halaman sekolah juga penting karena diperlukan sebagai tempat upacara dan olahraga sebagai salah satu pendidikan karakter. Namun skala prioritas saat ini adalah rehabilitasi berat dan sedang bangunan sekolah serta pemenuhan ruang kelas untuk daerah padat penduduk,” sebutnya.
Ia menambahkan, Disdik sudah berkomunikasi ke sekolah dan meminta untuk membuat proposal ke Disdik.
“Selain itu, diimbau untuk semua sekolah agar memperbaiki dan memperbaharui data dapodiknya karena semua bantuan yang diberikan berdasarkan data di dapodik tersebut sebagai database pendidikan,” tutupnya. (ari)