Efektivitas Vaksinasi Sekarang Ini Dipertanyaan Ketua DPRD Banjar

Efektivitas Vaksinasi Sekarang Ini Dipertanyaan Ketua DPRD Banjar
MEMPERTANYAKAN - Ketua DPRD Banjar HM Rofiqi mempertanyakan terkait efektivitas vaksinasi sekarang ini, apakah perlu atau tidak.

MartapuraKlik – Berdasarkan laporan dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Kalsel, ribuan stok vaksin merk Astrazeneca di Kalsel salah satunya berada di Kabupaten Banjar, hampir mendekati tanggal kadaluarsa. Stok vaksin tersebut tentu harus segera digunakan sebelum tanggal kadaluarsa pada 28 Februari 2022 ini.

Atas dasar itulah, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banjar HM Rofiqi mengingatkan, studinya harus komprehensif. Misalkan apakah vaksin yang ada ini masih layak atau tidak.

Read More

“Karena tanggal kadaluarsanya tinggal beberapa hari lagi. Diujung tanduk banget sebenarnya,” tuturnya.

Kendati demikian, terkait efektivitas vaksinasi ini sekarang dipertanyakan oleh Ketua DPRD Banjar ini.

“Meskipun sudah vaksin, tapi tetap saja terpapar virusnya. Tingkat kekhawatiran pun juga meningkat. Ini menjadi pertanyaan buat kita karena tiap bulan berkembang variannya beranak pinak,” katanya.

Sementara, lanjut HM Rofiqi, ada beberapa poin yang perlu digarisbawahi. Pertama, capaian vaksinasi di Kabupaten Banjar sudah 81 persen.

“Kedua, mengingat varian baru yakni, Omnicorn ini katanya yang lebih resisten terhadap vaksin. Saya rasa perlu ada studi lebih lanjut, apakah vaksin booster penting atau tidak,” tanyanya.

Menurutnya, kalau melihat perkembangan covid di dunia sekarang, seperti di Singapore dan Inggris, bahkan beberapa negara eropa barat sudah menyatakan virus ini sebagai endemi.

“Setau saya yang terpapar virus Omnicorn ini gejalanya lebih ringan. Tapi kita juga tidak perlu panik dan menganggap remeh virus ini. Saya yakin paling lama diakhir tahun ini, covid akan selesai,” katanya.

Lebih jauh dikatakan Anggota Fraksi Gerindra ini, covid ini virusnya cantik. Pasalnya, kalau di tahun anggaran baru tentu meningkat dan sebaliknya.

“Nah, sama seperti virus Omnicorn ini, disaat anggarannya masih banyak tentu naik dan kalau sudah menurun, pasti juga ikut turun. Memang cantik virus ini,” cetusnya.

Disisi lain, terkait vaksinasi untuk masyarakat agar mau melakukan vaksin kedua maupun Booster, tak hanya perlu dorongan saja dari pemerintah. Kalau perlu upaya lebih dimaksimalkan lagi.

“Kemarin bagus itu upayanya, di razia aja sekalian. Jadi kalau memang mereka belum vaksin, ya terpaksa harus vaksin di tempat,” ujarnya.

Saat ditanya awak media apakah tepat strateginya untuk razia suntik vaksin di tempat? Ia menjelaskan, kalau niatnya untuk menghabiskan vaksin caranya seperti itu. Tapi, manfaatnya secara kesehatan, belum terbukti.

“Apa lagi kita sekarang ini disarankan untuk vaksin Booster. Nah kalau ada varian baru lagi apakah kita perlu vaksin booster keempat, kelima dan seterusnya? Kan seperti itu pertanyaannya,” jelasnya.

Perlu diingatkan, sebelum pandemi ini berakhir. Biasanya pandemi ini berakhir karena tidak ada lagi orang yang bisa terpapar virus tersebut.

“Artinya herd immunity tercapai. Apakah dengan vaksin atau secara alami. Maksudnya secara alami itu saking banyaknya orang terkena, jadi virus ini sudah tidak bisa lagi menjangkiti orang lain,” tutupnya. (ari)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *